Alkisah disebutkan seekor lebah madu jantan    
Seekor lebah madu yang masih mencari jati diri     
Seekor lebah madu yang masih mencari arti dari hidup     
Seekor lebah madu yang masih mencari tujuan kehidupan
Lebah madu itu kesepian    
Kesepian dalam kesendirian     
Kesendirian di tengah keramaian 
Lebah madu mencari seorang sahabat    
Seorang sahabat, untuk menjalani hidup bersama     
Seorang sahabat, untuk bersama menjalani suka dan duka     
Seorang sahabat untuk tempat mengadu di kala sedih     
Seorang sahabat untuk tertawa canda bersama
 
Lebah madu kemudian berkenala    
Satu per satu mengunjungi bunga di taman     
Bunga di balik rerumputan,     
dan bunga di balik batu.     
Namun tak satupun bunga yang bisa menjadi sahabatnya
Hingga akhirnya    
Dia menemui setangkai bunga matahari     
Bunga matahari yang sepertinya sedang menyendiri     
Menyendiri di pojok bangunan itu. 
Lebah madu awalnya sungkan    
Lebah madu adalah seorang yang tidak suka menyendiri     
Apakah bunga matahari di sudut bangunan itu akan menjadi sahabatnya? 
Waktu terus berjalan.    
Lebah madu perlahan mulai dekat dengan si bunga matahari     
Si bunga matahari pun mulai membuka diri dengan si lebah madu     
Bunga matahari menceritakan segala keluh kesahnya     
dan lebah madu pun menceritakan mimpi-mimpinya
Mereka berbagi bersama,    
menjelajah hutan pinus di puncak gunung bersama.     
Mereka sama-sama mencari arti dari hidup     
Berusaha mengukir satu per satu lembaran kehidupan mereka     
Berusaha menerangi masa depan mereka yang dirasa masih gelap
Suatu hari bunga matahari bercerita tentang salah satu mimpinya    
Salah satu mimpinya bahwa ia ingin mencari bunga matahari betina     
Menjalin keluarga, dan memenuhi kewajiban Tuhan kepadanya. 
Begitu pula si lebah madu.    
Lebah madu bahkan menemui bidadari lebah tercantik yang pernah ia temui     
Ingin sekali ia berbincang dengan lebah madu betina     
Ingin sekali ia merangkai salah satu halaman kehidupannya bersama lebah madu betina
Suatu malam, di mana bintang mulai muncul kembali menemani rembulan    
Di akhir musim penghujan     
Lebah madu tengah termenung     
Bahwa ada sebuah pilihan besar yang akan dihadapinya     
Di satu sisi ia ingin selalu bersama dengan bunga matahari     
Bercanda, tawa, dan menggapai asa bersama     
Di sisi lain, sang bidadari lebah adalah wanita dambaannya, jauh sejak lama ia mulai dewasa
di malam itu, ditemani suara jangkrik-jangkrik    
dan diterangi oleh cahaya-cahaya kunang-kunang yang syahdu     
Ia menulis surat sepucuk surat kepada Tuhan     
Sepucuk surat yang ia torehkan di buku hariannya 
“Tuhan, aku ingin sekali bersama sang bidadari lebah”      
“Tetapi aku tidak mampu berpisah dengan sang bunga matahari”       
“Tuhan, sang bidadari lebah adalah lebah dambaanku sejak aku muda”       
“Sementara itu bunga matahari selalu menemaniku di saat aku jatuh dan tiada kuasa bangkit kembali”       
“Bunga matahari selalu mewarnai hariku”       
“Tuhan? Adakah aku berlebihan, jika aku meminta aku selalu bersama keduanya sepanjang hidupku?”       
“Atau aku harus memilih salah satu jalan, di sebuah persimpangan jalan yang pelik ini”
Sang lebah madu tertidur. Buku hariannya ia dekap dengan erat di pelukannya    
Setetes air mata mengalir dari pelupuk matanya,     
tenggelam dalam kebingungan     
Ia berharap, Tuhan akan menjawab doanya     
doan di mana bintang, rembulan dan dinginnya hawa malam menjadi saksi atas doa dan cintanya     
Cinta kepada sahabatnya, dan cinta kepada sang bidadari…….     
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar